Label

Minggu, 10 Juli 2016

Cerita Mudik 2016

Seperti tahun - tahun sebelumnya saya sekeluarga selalu pulang kampung ke Blitar, disana memang sudah tidak ada Mbah Kakung dan Mbah Uti tapi disana masih ada Pakdhe, Budhe, Paklek dan Bulek baik dari keluarga Bapak maupun Ibu saya. Sebagai informasi Bapak dan Ibu saya telah meninggalkan kami sekitar 8 dan 10 tahun yang lalu jadi merekalah orang tua kami sekarang. Setiap kesana kami selalu tidur di rumahnya Bulek Santi. Bulek Santi adalah satu-satunya adik perempuan Ibu saya.  

Setelah sholat Idul Fitri di lebaran hari pertama kami berkunjung ke tetangga kanan kiri kampung rumah kami, hal ini sudah menjadi budaya di kampung kami. Setelah selesai keliling kampung kami berangkat ke rumah Kakak saya yang pertama yaitu Soni yang tempatnya tidak jauh dari rumah kami. Disana kami bertemu juga dengan keluarga Kakak saya yang kedua yaitu Nita karena memang Soni sebagai yang tertua dari tiga bersaudara maka rumahnya selalu ketempatan untuk berkumpul.

Setelah kami berkumpul dengan keluarga dari pihak saya, kami lanjutkan ke rumah Nenek atau Mamanya Istri saya yang ada di Surabaya. Rumah Nenek pas momen lebaran seperti ini selalu ramai karena saudara - saudaranya selalu berkumpul disana. Kami pulang dari rumah Nenek sekitar jam 9 malam karena kami harus prepare untuk mudik esok harinya.

Hari kedua lebaran kami berangkat dari rumah ke Blitar sekitar jam 4 pagi, kami sholat Subuh di Masjid Cengho Pandaan. Dari empat orang cuma saya yang mandi lainnya belum mandi karena memang saat itu cuacanya cukup dingin karena semalam hujan bahkan saat kami berangkatpun cuacanya masih gerimis. Seperti biasanya Istri, Nay dan Ibra tidak bertahan lama untuk membuka mata, selepas sholat Subuh mereka langsung tidur lagi sampai Malang.



Enaknya berangkat pagi hari adalah jalanan masih sepi sehingga perjalanan kami sampai Blitar sangat lancar. Jam 8 pagi kami sudah sampai Blitar padahal itu sudah kepotong waktu buat Sholat dan sarapan. Cuma 4 jam kami sampai di Blitar, itu bisa dibilang cepat karena biasanya waktu tempuhnya adalah 5 jam itupun tanpa istirahat.

Di Blitar kami cuma stay semalam, sepanjang siang kami gunakan untuk berkunjung ke rumah orang - orang tua yang ada disana. Nay dan Ibra sangat senang kalau diajak ke Blitar, mereka asyik mainan sampai lupa makan dan mandi. Pakaian yang dipakai sampai kotor, wajah mereka sampai dekil karena keringat, senang melihat mereka bisa bermain di desa. Menu favorit saya di rumah Bulek Santi adalah lodeh super pedas dengan lauk bekicot yang dibawa sama Yudha. Emmmhhhhh itu menu spesial lebaran saya setiap tahun. Sayang saya tidak mengabadikan moment pas ada di Blitar termasuk menu favorit saya, hikss, tahun depan Insyaallah tidak terlewatkan.

Selesai dari Blitar kami lanjutkan perjalan ke Malang, disana kami sudah booking di Hotel Alimar. Beruntung kami dapat Hotel Alimar karena memang harga yang mereka tawarkan di high season seperti lebaran tahun ini terbilang cukup murah yaitu 600k /kamar/malam itu yang type deluxe. Sempat tanya ke front desk ternyata harga tersebut masih promo karena memang Hotel Alimar baru pertama menerima tamu di moment lebaran karena mereka baru buka di bulan November tahun 2015. Lebaran tahun depan saya yakin rate-nya pasti jauh lebih mahal dari sekarang. Hotelnya cukup nyaman dan bersih, sangat layak dijadikan pilihan untuk istirahat saat liburan ataupun kerja. Mungkin satu kritik membangun dari saya yaitu soal resto, resto dibuka untuk sarapan adalah jam 7 pagi, harusnya semua menu sudah ready sebelum jam 7 sehingga begitu tamu sudah turun untuk sarapan mereka sudah bisa menikmati, tetapi yang kami alami selama dua kali sarapan disana adalah selalu saja ada menu yang kurang saat kami masuk ke resto. Secara taste saya rasa cukup enak meskipun pilihannya terbatas.

















Selama di Malang kami habiskan waktu untuk pergi ke Selecta, wisata alam yang ke arah Cangar dari Batu. Anak - anak sangat senang diajak renang disana meskipun bukan waterpark tapi Nay cukup menikmatinya, airnya sangat dingin. Tiket masuk ke Selecta cukup murah hanya 25k per orang ditambah 10k untuk parkir mobil. Setelah puas kami renang, anak - anak saya ajak ke Coban Rondo, disana kami main ke air terjun dan ke labirin. Nay sempat terpeleset saat kami main - main di kali karena memang batunya licin, celananya basah sampai si Nay mau nangis karena malu, hahahaha cucian si Nay.














Setelah cuz dari air terjun kami lanjutkan ke labirin, ternyata asyik juga main di labirin. Sepertinya mudah menemukan jalan keluar tapi setelah kami coba ternyata cukup susah ya, tapi akhirnya kamipun bisa keluar dari labirin dengan selamat, hehehe. Di Coban Rondo per orang dikenai tarif 15k ditambah 10k untuk parkir mobil. Setelah capek main - main kami balik ke hotel, dan ternyata capek saya bertambah karena jalan dari Coban Rondo ke Batu macet parah, titik macet ada di akses keluar masuk Songgoriti. Selepas dari kemacetan di Songgoriti kami dihadang lagi sama macet dari Batu ke arah Malang. Sesampainya di hotel, kamipun langsung mandi dan istirahat karena besok waktunya pulang ke rumah.





So itulah sedikit cerita soal mudik lebaran kemaren.

salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar