Label

Selasa, 27 Oktober 2015

Flowchart SACME

Salah satu infrastruktur dalam bidang Telekomunikasi adalah tower. Di Indonesia pada tahun 2005 sampai 2010 banyak sekali perusahaan - perusahaan yang bergerak dalam bidang Tower Provider, karena ketatnya persaingan harga sewa yang diberikan oleh Telco dan kebutuhan dana yang besar untuk Capex & Opex maka pada saat ini mungkin hanya ada sekitar 5 sampai 6 Tower Provider yang masih bertahan. Tentunya mereka yang masih bertahan sampai saat ini adalah Perusahaan yang secara finansial sangat kuat.  

Pekerjaan - pekerjaan yang masuk dalam lingkup Tower Provider sangat banyak antara lain :
  1. Sitac
  2. IMB
  3. B2S 
  4. Collocation
  5. Maintenance (Preventive & Corrective)
  6. Strengthen
  7. Novasi atau Renewal
  8. Site Audit

Bagi teman - teman yang ingin tahu tentang pekerjaan - pekerjaan sekitar tower berikut ini saya share flowchart sederhana untuk Project B2S SST GF mulai dari sitac sampai cme. 



Itulah sedikit yang bisa saya share terkait pekerjaan SACME, semoga bermanfaat buat teman - teman yang baru incharge di pekerjaan tersebut. Untuk teman - teman yang expert silahkan kasih masukan karena saya yakin apa yang saya share masih banyak kekurangannya.

salam

Bisnis Proses Project FTTH Telkom Indonesia

Mengerjakan proyek FTTH adalah hal baru buat saya tapi tidak buat teman - teman saya di kantor. Saya sudah terbiasa mengerjakan proyek B2S atau Collocation atau yang terkait dengan dunia per-toweran. Saat ini saya mendapatkan proyek FTTH dari Telkom Indonesia, sebagai hal baru tentu banyak hal yang harus saya pelajari. Beruntung saya berada di dekat orang - orang yang boleh dibilang expert di bidang itu, karena sudah puluhan tahun berkutat di proyek per-kabelan, dari jaman tembaga sampai sekarang migrasi ke optik.

Ijinkan saya untuk sharing bisnis proses pekerjaan FTTH yang sedang saya kerjakan barengan teman - teman kantor. Berikut adalah bisnis proses proyek FTTH :



Dari flow diatas bisa kita jelaskan sebagai berikut :

  1. Penjelasan Teknis : Mitra dapat undangan dari Telkom untuk mengikuti penjelasan teknis mengenai paket pekerjaan yang akan berjalan. 
  2. Asistensi : Telkom memberikan waktu untuk asistensi kepada Mitra perihal paket pekerjaan yang akan berjalan.
  3. Penerbitan Surat pra Pesanan & Waspang : Setelah malakukan penjelasan teknis, Telkom secara internal menerbitkan surat pra pesanan dan penunjukan waspang.
  4. Distribusi File Lokasi Deployment : Tahap selanjutnya Telkom akan membagikan polygon lokasi - lokasi yang akan di kembangkan.
  5. Survey On Site : Mitra segera melakukan survey lokasi dengan detail sesuai polygon yang dibagikan oleh Telkom.
  6. Review Hasil Survey : Setelah diberi waktu untuk survey, Telkom mengundang Mitra untuk melakukan review hasil survey.
  7. Penyusunan RAB & APD : Setelah survey lapangan selesai maka Mitra membuat RAB & APD sesuai polygon lokasi - lokasi yang di dapat.
  8. DRM : Telkom akan melakukan DRM bersama Mitra sebagai dasar akan dimulainya konstruksi.
  9. Konstruksi : Apabila DRM sudah dilakukan maka Mitra segera melakukan eksekusi pekerjaan tersebut.       


Kalau di detailkan bagian konstruksi saja maka flow-nya akan seperti di bawah ini :



Untuk flow konstruksi bisa di jelaskan sebagai berikut :

  1. Penarikan FO : Mitra memulai konstruksi dengan malakukan pekerjaan tarikan kabel.
  2. Terminasi : Apabila tarikan FO sudah selesai maka dilanjutkan dengan terminsasi ke ODC & ODP baru.
  3. Integrasi : Setelah terminasi maka Mitra melakukan integrasi antara jaringan baru dengan jaringan eksisting.
  4. Management Core, Validasi, ABD & Dokumentasi : Langkah selanjutnya adalah membuat management core, validasi, abd dan dokumentasi. 
  5. Test Comm : Setelah pekerjaan fisik selesai maka Mitra melakukan Test Comm dengan Waspang yang sudah ditetukan.
  6. Uji Terima : Setelah test comm Mitra melakukan Uji Terima dengan tim Uji Terima yang sudah ditentukan oleh Telkom.
  7. Inventory : Mitra menyerahkan semua dokumen admin ke Telkom.
  8. Go Live : Ini adalah kunci dari pekerjaan FTTH tang artinya jaringan baru sudah ter-sistem dengan jaringan eksisting, mulai dari STO ke ODP baru. Telkom punya slogan NO GO LIVE = NO PAYMENT.
Itulah sedikit sharing dari saya mengenai pekerjaan FTTH yang saat ini saya kerjakan, mungkin banyak kekurangan dalam penjelasan. Yang mau memberi masukan untuk tulisan ini dengan senang hati saya terima. Untuk detail pekerjaan mungkin bisa saya share lain waktu.

salam


Sabtu, 24 Oktober 2015

Puisi Gus Mus

Gus Mus (gambar dicopy dari www.duajurai.com)

KH. Ahmad Mustofa Bisri atau biasa dipanggil Gus Mus adalah seorang Kiai yang sangat mumpuni dalam berpuisi tapi Beliau selalu merendah dan merasa selalu dibawah sastrawan – sastrawan lainya. Beliau sangat mahir dalam merangkai kata – kata menjadi sebuah puisi yang sangat bermakna. Puisi Beliau ditujukan untuk kehidupan bermasyarakat kita, kadang tentang politik, religi, sosial, ekonomi dan lain – lain. Akan sangat membutuhkan waktu atau media yang besar apabila kita ingin mengupas satu – satu karya Tokoh yang baru saja mendapatkan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Joko Widodo tanggal 13 Agustus 2015 kemaren.

Semalam saya mendapat kiriman dari teman melalui whatsapp, isinya adalah puisi Gus Mus (saya tidak tahu judulnya apa). Sebagai salah satu sosok yang saya idolakan maka setelah saya baca kiriman teman tersebut saya langsung ingin memasukkan puisi tersebut ke blog.

Berikut adalah kiriman dari teman saya :

Puisi KH Mustofa Bisri ( Gus Mus )

Aku pergi Tahlil…kau bilang amalan jahil…

Aku baca Shalawat Burdah…kau bilang itu Bid’ah…

Lalu aku harus bagaimana…???

Aku Bertawassul dengan baik…kau bilang aku Musyrik…

Aku ikut Majelis Dzikir…kau bilang aku Kafir…

Lalu aku harus bagaimana…???

Aku Shalat pakai Lafadz Niat…kau bilang aku Sesat…

Aku mengadakan Maulid…kau bilang tak ada Dalil yang Valid…

Lalu aku harus bagaimana…???

Aku Gemar Berziarah…kau bilang aku Alap-Alap Berkah…

Aku mengadakan Selamatan…kau bilang aku Pemuja Setan…

Lalu aku harus bagaimana…???

Aku pergi Yasinan…kau bilang itu tak Membawa Kebaikan…

Aku ikut Tasawuf Sufi…malah kau suruh aku Menjauhi…

Ya Sudahlah….aku ikut kalian..

Kan kupakai Celana Cingkrang….agar kau senang…

Kan kupanjangkan Jenggot…agar dikira berbobot…

Kan kuhitamkan Jidat…agar dikira Ahli Ijtihad…

Aku kan sering Menghujat…biar dikira Hebat…

Aku kan sering Mencela…biar dikira Mulia….

Ya Sudahlah….Aku pasrah pada Tuhan… Yang kusembah..

Lalu kau nyembah Tuhan yg mana...?

Itulah puisi dari Beliau yang saya dapatkan dari kiriman teman. Semoga akan keluar karya – karya lainnya dari Beliau sang Kiai atau sang budayawan.

Salam

Kamis, 22 Oktober 2015

Moment Bersama Rekan Kerja (Part 1)


Moment pada saat pelatihan leadership

Moment rafting bareng

Moment pas istirahat sehabis futsal

Pose dibawah tower saat pelatihan site audit

Rabu, 14 Oktober 2015

Jalan - jalan di Malioboro, Yogja

Dari kiri : Pak Wandi, Pak Munip, Saya, Pak Iwan & mas Yusuf


Saya & Pak Iwan

Dari Kiri : Mas Yusuf, Pak Iwan, Pak Munip, Saya & Doni 

Dari Kiri : Pak Munip, Pak Wandi, Saya & Pak Iwan di lobby Hotel Fortune Fest 

My Lovely Family (Part 1)

@museum angkot Batu
Papa, Kakak n Adek, Mama as tukang foto, @museum angkot Batu
Sempetin foto waktu lagi nunggu pintu Museum Angkot dibuka 
Minta tolong waiters untuk ambil foto, di Amboja Resto, Surabaya

Nyempetin pose waktu kakak berenang di Hotel Ibis Style, Malang
Adek lagi nyantai abis berenang di Warung Desa, Tretes

Cinta, Kakak n Adek, lagi nunggu pesen makanan di Amboja Resto, Diponegoro Surabaya
Setelah acara akad nikah, 8 Oktober 2008

My Nay & My Ibra, waktu ikut Mamanya cari sepatu di salah satu toko di Ciputra World Surabaya




Senin, 12 Oktober 2015

Depot Bu Aris, Trosobo

Assalamualaikum,

Satu minggu kemaren saya tidak ngantor sama sekali karena harus ngawal pekerjaan FTTH di Trosobo, full di lapangan dengan Mas Nono. Karena tiap waktu makan siang selalu berada di Trosobo maka cari makannya pasti di warung yang ada di sekitar situ. Kalau kita di Trosobo maka tidak lain warung selalu banyak dijadikan tempat makan sama orang - orang adalah depot Bu Aris, tempatnya di Trosobo Indah persis di seberang Jembatan Timbang Trosobo.

Depot prasmanan tersebut cukup ramai apabila memasuki jam makan siang. Banyak menu makanan yang disediakan, tempatnya bersih dan area parkirnya luas. Menu favorit saya adalah cah baby kailan, untuk lauknya bisanya saya kombinasikan dengan tahu goreng, dadar jagung atau tempe goreng. Tidak lupa minumnya es teh atau es jeruk jumbo dan tentunya krupuk dan sambal. Mengenai rasa memang rilatif tapi bagi saya cukup enak dan selalu bikin saya ingin kesana lagi. Rata - rata per porsi saya mengeluarkan uang sekitar 25 - 30 ribu tentunya dengan lauk yang tidak selalu sama, tapi sayurnya selalu cah baby kailan.

Untuk yang jalan ke arah Trosobo, depot Bu Aris layak untuk disinggahi.

Salam

Menu sayur cah baby kailan, lauk tahu dan tumis cecek

Villa Ledug Tretes

Assalamualaikum

Dua kali dalam dua minggu saya pergi ke Tretes, kali ini ada cara Rekonsiliasi Pekerjaan FTTH Witel Sidoarjo. Villa Ledug nama wisma Telkom disana, Tidak seperti villa – villa yang lain yang menyajikan rumah dengan view yang indah, di Villa Ledug menyajikan view yang berbeda tapi tetap menarik untuk dilihat yaitu antena everywhere. Saya tidak tahu nama antenanya yang pasti besar – besar, hehehe maklum bukan ahli IT.

View salah satu sudut Villa Ledug, Tretes
Sepertinya Villa Ledug memang khusus atau biasa untuk acara – acara meeting internal Telkom atau dengan mitranya, ada sekitar 6 rumah di area Villa Ledug dengan masing – masing terdapat 3 kamar tidur dan satu kamar mandi. Ada juga bangunan induk dimana terdapat ruang meeting yang cukup lebar untuk mengadakan pertemuan disana. Air yang saya rasakan berbeda segarnya dengan yang ada di Hotel Royal Trawas yang kemaren saya datangi, air di Tretes lebih dingin dan segar, jangankan mandi buat wudhu saja terasa dingin. Keramahan warga sekitar masih kita dapatkan saat kita bertemu dengan mereka, sapa dan senyum selalu keluar dari mereka.

Dua hari tidak bisa maksimal menikmati suasana Tretes karena dibuat sibuk dengan rekonsiliasi. Belum sempat kita wisata kuliner atau jalan – jalan ke perkampungan sekitar. Akhirnya waktu pulang pun tiba dan saya segera berberes untuk balik ke Surabaya.


Salam  

Umroh Trip, Madinah – Makkah


Assalamualaikum 

Tiga hari lamanya kita di Madinah, perjalanan dilanjutkan ke Makkah. Keluar dari Hotel Al Aiman Taibah saya dan rombongan sudah memakai baju ihrom meskipun saat itu belum mangambil niat, kerena niat atau mengambil miqot dilakukan di Masjid Bir Ali. Masjid tersebut ditempuh sekitar 15 menit dari Hotel. Jarak antara Madinah ke Makkah sekitar 490 km, ditempuh dalam waktu 6 – 7 jam. Sebuah perjalanan yang lumayan jauh.


Saya & Zaenal, pada saat mengambil miqot di Masjid Bir Ali
Setelah mengambil niat di Masjid Bir Ali maka secara otomatis larangan – larangan dalam menjalani ibadah Umroh mulai berlaku. Salah satunya adalah dilarang memeperlihatkan aurat apabila dilanggar maka dikenakan denda. Selama perjalanan tersebut sangat dianjurkan untuk membaca kalimat – kalimat Tauhid atau ber-sholawat. Ditengah perjalanan bus berhenti di rest area untuk istirahat guna memberikan kesempatan untuk sholat Maghrib pada rombongan. Rest area disana sangat berbeda dengan yang ada di Indonesia. Tidak kita jumpai disana restoran – restoran cepat saji atau cafe – cafe seperti yang lazim kita temui di rest area jalan tol di Indonesia.


Zaenal, Pak Edi & Saya, saat di rest area tol Madinah - Makkah
Selesai istirahat perjalanan dilanjutkan, sampai di Makkah sekitar jam 9 malam, setelah menurunkan semua koper dan memasukkannya ke kamar saya dan rombongan bergegas menuju ke Masjidil Haram untuk sholat Isya’ sekaligus melakasanakan ibadah Umroh yang pertama. Jarak dari Hotel Elaf Almultaqa tempat saya menginap ke Masjidil Haram tidak jauh sekitar 200 – 300 m. Mendekati Masjidil Haram perasaan saya semakin dag dig dug, begitu terlihat Masjidil Haram jantung saya semakin dipacu. Masjid yang menjadi wallpaper di notebook saya sekarang ada di depan mata saya. Sungguh Masjid yang sangat indah. Segera saya dan rombongan masuk ke dalam Masjid untuk sholat Isya’, dari tempat saya sholat Isya’ saya belum kelihatan Ka’bah karena memang Masjidil Haram sangat besar dan Ka’bah ada di tengah – tengahnya. Selesai sholat Isya’ berjamaah saya dan rombongan berjalan menuju ke tengah Masjid dimana Ka’bah berada,  semakin dekat dengan tengah Masjid perasaan saya semakin dagdigdug penasaran dengan wujud asli Ka’bah. Begitu melihat Ka’bah semua perasaan dagdigdug tadi hilang, sekarang perasaan saya biasa saja, saya takut dengan perasaan biasa tersebut, apakah saya terlalu banyak dosa sehingga hati saya tidak bergetar saat pertama kali melihat Ka’bah.


Tampak halaman Masjidil Haram

Kami sedang diberi arahan atau bimbingan oleh Pak Za'far
Saya dan rombongan langsung melaksanakan Thawaf mengikuti Ustad pembimbing, belum sampai satu putaran air mata saya keluar mulai dari sedikit sampai bercucuran. Hati saya mulai bergetar teringat dosa – dosa saya selama ini dan juga saya teringat sama almarhum Bapak dan Ibu saya. Jadi waktu ibadah Thawaf tersebut bisa dibilang saya menangis dari awal sampai akhir Thawaf, apalagi pada waktu berdoa di depan Ka’bah sebagai penutup ibadah Thawaf saya nangis sampai sesenggukan. Sungguh nikmat yang saya rindukan. Setelah dari tempat Thawaf saya dan rombongan melanjutkan ibadah Sa’i, ibadah yang membutuhkan kondisi fisik yang baik. Tapi banyak orang – orang tua yang fisiknya masih sangat prima, mereka dengan keyakinan yang tinggi melangkah dengan mantap sebanyak 7 kali dari bukit Shofa ke bukit Marwah. Setelah melaksanakan ibadah Sa’i sebagai rukun yang terakhir dalam ibadah Umroh dilakukan Tahallul atau potong rambut, sunnahnya adalah memotong seluruh rambut atau mencukur abis, tapi ada sebagian ulama yang mengatakan memotong minimal 3 helai rambut saja sudah sah.


Menuju Ka'bah

Suasana saat Thawaf pada malam hari

Suasana saat Sa'i pada malam hari
Dalam rangkaian ibadah Umroh saya kali ini, saya dan rombongan juga diajak ke Arofah atau tepatnya ke Jabal Rohmah. Jabal Rohmah adalah tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa untuk pertama kalinya. Bukit Jabal Rohmah adalah salah satu tempat yang selalu dikunjungi oleh rombongan yang melakukan ibadah Umroh. Tapi sayang tugu yang terletak di sana telah dinodai oleh tangan – tangan yang tidak bertanggung jawab, banyak coretan – coretan dari bolpen, spidol bahkan cat. Entah siapa yang melakukannya tapi setahu saya banyak tulisan – tulisan seperti yang banyak kita jumpai di Indonesia, seperti nama sepasang kekasih. Memang banyak yang menyakini bahwa Jabal Rohmah adalah tempat yang paling tepat untuk berdoa meminta jodoh.



Menaiki anak tangga menuju ke tugu di Jabal Rahmah, tempat Nabi Adam dan Siti Hawa dipertemukan
Suasana di atas bukit Jabal Rahmah
Ibadah saya dan rombongan berlangsung selama 3 hari, dari 3 hari itu alhamdullilah saya bisa melaksanakan ibadah Umroh sebanyak 3 kali. Yang pertama buat saya sendiri dan yang lainnya alhamdullilah saya lakukan untuk almarhum Bapak dan Ibu saya.

Akhirnya tiba saatnya saya harus meninggalkan tanah suci untuk kembali ke rumah, semoga nanti saya bisa kembali lagi ke tanah suci dengan mengajak keluargaku tercinta, aamiin.


salam

Senin, 05 Oktober 2015

Bebek Goreng H. Slamet

Nasi bebek sangat populer buat kita orang Jawa khususnya di Jawa Timur, setiap pergi ke kota – kota di Jawa Timur sangat banyak kita jumpai warung nasi bebek di pinggir – pinggir jalan bahkan restoran. Apabila kita spesifik menyebut Sidoarjo maka warung nasi bebek yang terkenal disana adalah warung nasi bebek Haji Slamet. Terletak di tengah kota tepatnya di Taman Pinang Indah, bebek H. Slamet punya ciri – ciri khusus yaitu bebek remuk. Khusus bicara yang remuk porsinya cukup banyak, dagingnya agak kering dan potongannya pas. Sambel favorit saya di sana adalah sambel bawang yang pedasnya mantap, yang tidak kalah mantap sambalnya kita bisa ambil atau nambah sepuasnya, wuuiiihhh pedassssnyaaaa. Lapapan juga disediakan dengan porsi sesuka kita. Untuk satu porsi harganya sekitar 25 ribu rupiah, itu terdiri dari bebek, nasi & es teh. Menurut saya wajib mengunjunginya bagi pecinta nasi bebek dan yang belum pernah mencoba bebek H. Slamet. So selamat mencoba.

Jumat, 02 Oktober 2015

Nasi orak - arik

Menu makan yang satu ini selama ini hanya bisa saya temui di penjual kaki lima di Dramo Park 2, seberang Ciputra World Surabaya dan bukanya hanya siang antara jam 11 sampai jam 3 sore. Di tempat lain belum pernah saya temui menu serupa. Nasi Orak arik adalah menu istimewa, komposisinya sederhana hanya sayuran, daging ayam ditambah telur ayam dan di oseng sampai matang, irisan cabe rawit tergantung selera, kalau saya sudah pasti minta yang paling pedas. Hasil olahan tersebut langsung dituangkan ke sepiring nasi putih dan siap di santap, dijamin akan ketagihan. Muaaannntap.  Tersenyum

Nasi Orak - arik, maknyus

Umroh Trip, Hongkong – Dubai – Jeddah – Madinah


Assalamuallaikum,

Dari Hongkong perjalanan saya berlanjut ke Dubai, di Al Maktoum International Dubai Airport pesawat yang saya tumpangi hanya transit untuk mengisi avtur saja, jadi saya dan rombongan tidak turun dari pesawat so hiks hiks hiks. Saya hanya bisa melihat kota Dubai dari atas pesawat saja, meskipun begitu saya sempat mengambil foto kota Dubai. Jika dibandingakan dengan Hongkong dilihat dari banyaknya gedung – gedung pencakar langit mungkin masih banyak di Hongkong tapi view kotanya tidak kalah indah dengan Hongkong. Jika di Hongkong kita bisa lihat gedung pencakar langit dikombinasikan dengan pantai, pepohonan yang rindang dan juga perbukitan di sekelilingnya maka di Dubai kita bisa temui gedung pencakar langit dengan kombinasi pantai dan padang pasir, dua kombinasi yang berbeda. Dubai terkenal dengan gedung tertinggi di dunia saat ini yaitu Burj Kholifa, sayang saya tidak bisa mengabadikannya karena terhalang awan. Insyaallah nanti akan ke sana lagi tentunya tidak hanya mengisi avtur, aamiin.

Dubai, tampak Burj Khalifa dari kejauhan

Dubai tampak dari udara
Setelah sekitar 1 jam sampai 1,5 jam kita parkir di Dubai, perjalanan dilanjutkan ke Jeddah. King Abdul Aziz International Airport nama bandara internasional di Jeddah, nama diambil dari nama Raja Arab Saudi yang pertama. Setiba di Jeddah saya dan rombongan langsung merasakan suhu yang panas, meskipun panas tapi keringat tidak keluar dari tubuh saya alias tidak gerah, karena memang panas di Saudi adalah panas kering berbeda dengan panas di Surabaya yang lembab. Tidak lama saya di Jeddah perjalanan langsung dilanjutkan ke Madinah. Dengan menggunakan bus yang disediakan travel, perjalanan Jeddah – Madinah ditempuh dengan waktu sekitar ± 6 jam padahal jaraknya ± 450 km. Sepanjang perjalanan view yang banyak kita lihat adalah padang pasir dengan batu – batuan.

View selama perjalanan Jeddah - Madinah
Sampai di Madinah bus langsung menuju ke hotel yang letaknya tidak jauh dari Masjid Nabawi, hanya sekitar 300 m. Hotel Al Aiman Taibah tempat kita menginap di Madinah, disana saya istirahat sebentar untuk mandi dan makan kemudian langsung menjalankan ibadah sholat maghrib di Masjid Nabawi. Saat pertama melihat Masjid Nabawi persaan saya campur aduk, seneng dan terharu tapi belum sampai menangis. View Masjid Nabawi di saat malam hari sangat indah, air zam – zam terdapat di setiap sudut masjid, mau minum sampai “teler” juga bisa. Ornamen dalam masjid banyak berwarna keemasan yang konon katanya itu memang emas beneran. So berapa biaya untuk renovasi masjid ini dahulu ya ? karena di setiap sudut masjid hampir semua terbuat dari emas, ck ck ck ck.

Pose di halaman Masjid Nabawi

Di dalam Masjid Nabawi

Hotel tempat saya menginap di Madinah

View salah satu sudut Kota Madinah
Malam hari sekitar jam 23.00 waktu setempat saya dan rombongan diajak sama ustad untuk ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Makam Nabi Muhammad SAW adalah tempat paling ramai di komplek Masjid Nabawi, makam Beliau ada di dalam bagian depan Masjid Nabawi dekat dengan tempat Imam Sholat. “Hati – hati kalau ke Makam Rosul karena tempat tersebut adalah tempat paling ramai di Masjid Nabawi ini, makamnya ada di dalam masjid bagian depan dekat dengan Imaman” kata ustad.

Saat sampai pintu Masjid bagian depan sudah terasa ramainya, banyak peziarah dari berbagai negara tentunya yang paling banyak dari Indonesia. Saling desakan begitu masuk pintu tersebut, hal itu terjadi setiap hari. Begitu di depan Makam Nabi Muhammad saya dan rombongan berhenti untuk ber sholawat, begitu juga dengan peziarah yang lain. Banyak polisi masjid yang berjaga di depan Makam, mereka bertugas untuk menertibkan peziarah biar jalan di depan Makam lancar. Hal itu dilakukan karena di depan Makam Nabi Muhammad juga dibuat sebagian orang untuk sholat. Setelah ziarah saya balik ke kamar Hotel untuk istirahat malam karena besok setelah sholat subuh saya dan rombongan diajak ke Roudhah.

Tampak di depan makam Rosulallah

Mimbar Rosulallah

Tampak dari dekat mimbar Rosulallah

Suasana di Roudhoh
Roudhoh adalah suatu tempat di Masjid Nabawi yang letaknya di antara mimbar dan rumah Rasulallah SAW. Banyak hadist yang mengatakan bahwa Roudhoh adalah salah satu tempat yang paling mustajab untuk berdoa. "Antara rumahku dan mimbarku adalah di antara taman surga." (HR. Bukhari no. 1196 dan Muslim no. 1391), dari Yazid bin Abi 'Ubaid, ia berkata, "Aku datang bersama Slamah bin Al Akwa, lalu aku shalat di Roudhoh Syarif. Aku berkata : Wahai Abu Muslim, mengapa engkau sengaja shalat di Roudhoh. Ia lantas menjawab, Aku pernah melihat nabi shallaahu'alaihi wa sallam bersengaja shalat di Roudhoh" (HR. Bukhari no. 502 dan Muslim no. 509). Rutinitas saya dan rombongan di Madinah 3 hari adalah sholat di Masjid Nabawi dan ziarah ke makam Rasulallah SAW termasuk ke Roudhoh. Sesekali kami juga ziarah ke makam sahabat Rasul dan juga mengunjungi pabrik pencetak Al-Quran terbesar di dunia, saat kesana saya dan rombongan diberi masing – masing satu Al-Quran dari pabrik tersebut.

Sungguh pengalaman religi yang pasti akan dirindukan. Semoga bisa kesana lagi dengan mengajak keluargaku tercinta, aamiin.


Wassalamuallaikum.  

Umroh Trip, Surabaya – Hongkong



Assalamuallaikum,

Dua tahun yang lalu setelah sholat subuh saya diantar sama orang – orang tersayang ke Bandara Juanda. Watu itu si Ibrahhim masih dalam kandungan dan si Nay baru berumur 4 tahun. Pesawat take off dari Juanda pukul 8 wibb jadi waktu menunggu di Terminal Internasional lumayan lama, tapi saat itu saya tidak “ngersulo” kata orang jawa, maklum baru pertama kali perjalanan ke luar negeri jadi perasaan saat itu sangat semangat. Pada saat boarding lagi – lagi saya kelihatan “ndeso” karena pesawat yang saya tumpangi adalah jenis Airbus 340 maskapai Cathay Pasific yang berbadan besar sangat berbeda dengan pesawat – pesawat domestik yang biasa saya tumpangi. Dengan row kursi 2 4 2 di dalam pesawat terasa sangat lebar meskipun di kelas ekonomi jarak antara kursi depan dan belakang tidak terlalu longgar.

Bandara Internasional Hongkong
Pukul 14 waktu setempat saya tiba di Bandara Internasional Hongkong, hawa sejuk langsung menyambut saat saya keluar dari pesawat. Di Bandara saya dan rombongan sudah ditunggu oleh guide yang orang Hongkong tapi masih ada keturunan Indonesia. Dia cukup fasih berbahasa Indonesia meskipun kadang kurang jelas pengucapannya. Bus travel sudah menunggu di tempat parkir Bandara dan siap mengantar saya dan rombongan menuju destinasi yang telah ditentukan sambil menunggu jadwal penerbangan selanjutnya. Hongkong adalah bukan tujuan utama dalam perjalanan ini, saya dan rombongan hanya transit selama 10 jam.

Victoria Harbour, Hongkong
Dalam perjalanan menuju ke Avenue of The Star bus melewati Victoria Harbour yang konon pelabuhan tersebut adalah pelabuhan terbesar dan terbaik se Asia bahkan Dunia. Tapi sepertinya hal itu benar adanya, dilihat dari atas bus kelihatan bahwa pelabuhan tersebut sangan rapi dan bersih. Meskipun sekilas hanya terlihat tumpukan peti kemas tapi warna – warni dan kerapiannya membuat kita betah untuk melihat lebih lama bahkan mengambil fotonya. Setelah masuk Kota Hongkong lagi – lagi kita terpesona dengan kerapian dan kebersihan kotanya. Disana para pejalan kaki sangat banyak kita jumpai, dimana apabila mereka akan menyebrang jalan selalu ditempat yang telah disediakan dan dengan tertib menunggu gilirannya. Budaya antri sangat dihargai disana. Informasi dari guide bahwa di Hongkong mobil – mobil dilarang menggunakan kaca film, jadi semua mobil terlihat jelas pengemudi dan penumpangnya. Dan satu lagi tidak ada aturan yang melarang mobil untuk membunyikan klakson tapi budaya disana mobil tidak etis membunyikan klakson di jalan raya, jadi sepanjang perjalanan kita di Kota Hongkong tidak pernah kita dengarkan klakson mobil, sungguh nyaman terasa.

Turun dari bus karena sudah sampai di Avenue of The Star hawa sejuk masih terasa, setelah berjalan beberapa meter pantai sudah terlihat dan ternyata pantai Avenue of The Star adalah background atau spot yang sudah sering saya lihat di internet atau di kalender. Kegiatan foto langsung jadi prioritas buat saya dan rombongan, jebret sana jebret sini, hehehehe.

Saya & Zaenal, Avenue of The Star Beach
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Islamic Centre untuk sholat Ashar dan makan malam, karena konon katanya selain di Islamic Center tidak ada restoran yang halal di Hongkong. Islamic Centre atau tepatnya bernama Masjid Ammar And Osman Ramju Sadick Islamic Centre terletak di tengah Kota Hongkong di  alamat 5/F, 40 Oi Kwan Road, Wan Chai, Yat Sin St, Wan Chai, Hong Kong. Mengingat muslim di Hongkong adalah minoritas jadi jangan dibayangkan ramenya seperti di masjid – masjid yang ada di Indonesia.

Setelah sholat dan kenyang makan perjalanan dilanjutkan ke The Peak Galleria, tempatnya agak jauh dari Islaic Centre dan naik ke lereng gunung. Kalau Hongkong disamakan dengan Surabaya mungkin The Peak Galleri bisa disamakan dengan Tretes. Tentunya hawa-nya tidak bisa dibandingkan dengan Tretes, di sana jauh lebih dingin meskipun saat itu bukan musim dingin. Sesuai namanya The Peak Galleri adalah sebuah mall yang kebanyakan menjual oleh – oleh khas Hongkong. Di dalam area The Peak Galleri ada Madame Tussauds, tentu semua orang sudah tahu tempat apa itu. Patung lilin yang ada disana memang sangat detail dan sesuai ukuran aslinya. Tanpa pikir panjang semua orang lansung membeli tiket dan foto dengan artis dummy idolanya, hehehe.


The Peak Galleria

Saya & Pierce Brosnan Dummy, Madame Tussauds
Setelah puas di The Peak Galleri, bus tancap gas ke Bandara Internasional Hongkong, jadual Hongkong – Dubai segera berangkat. Kurang lebih 10 jam di Hongkong tentu jauh dari kata puas, meskipun begitu saya ucapkan Alhamdullilah karena sempat kesana, semoga bisa kesana lagi dengan mengajak istri & anak tercintaku, aamiin.


Wassalamuallaikum