Label

Senin, 12 Oktober 2015

Umroh Trip, Madinah – Makkah


Assalamualaikum 

Tiga hari lamanya kita di Madinah, perjalanan dilanjutkan ke Makkah. Keluar dari Hotel Al Aiman Taibah saya dan rombongan sudah memakai baju ihrom meskipun saat itu belum mangambil niat, kerena niat atau mengambil miqot dilakukan di Masjid Bir Ali. Masjid tersebut ditempuh sekitar 15 menit dari Hotel. Jarak antara Madinah ke Makkah sekitar 490 km, ditempuh dalam waktu 6 – 7 jam. Sebuah perjalanan yang lumayan jauh.


Saya & Zaenal, pada saat mengambil miqot di Masjid Bir Ali
Setelah mengambil niat di Masjid Bir Ali maka secara otomatis larangan – larangan dalam menjalani ibadah Umroh mulai berlaku. Salah satunya adalah dilarang memeperlihatkan aurat apabila dilanggar maka dikenakan denda. Selama perjalanan tersebut sangat dianjurkan untuk membaca kalimat – kalimat Tauhid atau ber-sholawat. Ditengah perjalanan bus berhenti di rest area untuk istirahat guna memberikan kesempatan untuk sholat Maghrib pada rombongan. Rest area disana sangat berbeda dengan yang ada di Indonesia. Tidak kita jumpai disana restoran – restoran cepat saji atau cafe – cafe seperti yang lazim kita temui di rest area jalan tol di Indonesia.


Zaenal, Pak Edi & Saya, saat di rest area tol Madinah - Makkah
Selesai istirahat perjalanan dilanjutkan, sampai di Makkah sekitar jam 9 malam, setelah menurunkan semua koper dan memasukkannya ke kamar saya dan rombongan bergegas menuju ke Masjidil Haram untuk sholat Isya’ sekaligus melakasanakan ibadah Umroh yang pertama. Jarak dari Hotel Elaf Almultaqa tempat saya menginap ke Masjidil Haram tidak jauh sekitar 200 – 300 m. Mendekati Masjidil Haram perasaan saya semakin dag dig dug, begitu terlihat Masjidil Haram jantung saya semakin dipacu. Masjid yang menjadi wallpaper di notebook saya sekarang ada di depan mata saya. Sungguh Masjid yang sangat indah. Segera saya dan rombongan masuk ke dalam Masjid untuk sholat Isya’, dari tempat saya sholat Isya’ saya belum kelihatan Ka’bah karena memang Masjidil Haram sangat besar dan Ka’bah ada di tengah – tengahnya. Selesai sholat Isya’ berjamaah saya dan rombongan berjalan menuju ke tengah Masjid dimana Ka’bah berada,  semakin dekat dengan tengah Masjid perasaan saya semakin dagdigdug penasaran dengan wujud asli Ka’bah. Begitu melihat Ka’bah semua perasaan dagdigdug tadi hilang, sekarang perasaan saya biasa saja, saya takut dengan perasaan biasa tersebut, apakah saya terlalu banyak dosa sehingga hati saya tidak bergetar saat pertama kali melihat Ka’bah.


Tampak halaman Masjidil Haram

Kami sedang diberi arahan atau bimbingan oleh Pak Za'far
Saya dan rombongan langsung melaksanakan Thawaf mengikuti Ustad pembimbing, belum sampai satu putaran air mata saya keluar mulai dari sedikit sampai bercucuran. Hati saya mulai bergetar teringat dosa – dosa saya selama ini dan juga saya teringat sama almarhum Bapak dan Ibu saya. Jadi waktu ibadah Thawaf tersebut bisa dibilang saya menangis dari awal sampai akhir Thawaf, apalagi pada waktu berdoa di depan Ka’bah sebagai penutup ibadah Thawaf saya nangis sampai sesenggukan. Sungguh nikmat yang saya rindukan. Setelah dari tempat Thawaf saya dan rombongan melanjutkan ibadah Sa’i, ibadah yang membutuhkan kondisi fisik yang baik. Tapi banyak orang – orang tua yang fisiknya masih sangat prima, mereka dengan keyakinan yang tinggi melangkah dengan mantap sebanyak 7 kali dari bukit Shofa ke bukit Marwah. Setelah melaksanakan ibadah Sa’i sebagai rukun yang terakhir dalam ibadah Umroh dilakukan Tahallul atau potong rambut, sunnahnya adalah memotong seluruh rambut atau mencukur abis, tapi ada sebagian ulama yang mengatakan memotong minimal 3 helai rambut saja sudah sah.


Menuju Ka'bah

Suasana saat Thawaf pada malam hari

Suasana saat Sa'i pada malam hari
Dalam rangkaian ibadah Umroh saya kali ini, saya dan rombongan juga diajak ke Arofah atau tepatnya ke Jabal Rohmah. Jabal Rohmah adalah tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa untuk pertama kalinya. Bukit Jabal Rohmah adalah salah satu tempat yang selalu dikunjungi oleh rombongan yang melakukan ibadah Umroh. Tapi sayang tugu yang terletak di sana telah dinodai oleh tangan – tangan yang tidak bertanggung jawab, banyak coretan – coretan dari bolpen, spidol bahkan cat. Entah siapa yang melakukannya tapi setahu saya banyak tulisan – tulisan seperti yang banyak kita jumpai di Indonesia, seperti nama sepasang kekasih. Memang banyak yang menyakini bahwa Jabal Rohmah adalah tempat yang paling tepat untuk berdoa meminta jodoh.



Menaiki anak tangga menuju ke tugu di Jabal Rahmah, tempat Nabi Adam dan Siti Hawa dipertemukan
Suasana di atas bukit Jabal Rahmah
Ibadah saya dan rombongan berlangsung selama 3 hari, dari 3 hari itu alhamdullilah saya bisa melaksanakan ibadah Umroh sebanyak 3 kali. Yang pertama buat saya sendiri dan yang lainnya alhamdullilah saya lakukan untuk almarhum Bapak dan Ibu saya.

Akhirnya tiba saatnya saya harus meninggalkan tanah suci untuk kembali ke rumah, semoga nanti saya bisa kembali lagi ke tanah suci dengan mengajak keluargaku tercinta, aamiin.


salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar