Assalamualaikum
Tiga hari lamanya
kita di Madinah, perjalanan dilanjutkan ke Makkah. Keluar dari Hotel Al Aiman Taibah
saya dan rombongan sudah memakai baju
ihrom meskipun saat itu belum mangambil niat, kerena niat atau mengambil miqot
dilakukan di Masjid Bir Ali. Masjid tersebut ditempuh sekitar 15 menit dari
Hotel. Jarak antara Madinah ke Makkah sekitar 490 km, ditempuh dalam waktu 6 –
7 jam. Sebuah perjalanan yang lumayan jauh.
|
Saya & Zaenal, pada saat mengambil miqot di Masjid Bir Ali |
Setelah mengambil niat
di Masjid Bir Ali maka secara otomatis larangan – larangan dalam menjalani
ibadah Umroh mulai berlaku. Salah satunya adalah dilarang memeperlihatkan aurat
apabila dilanggar maka dikenakan denda. Selama perjalanan tersebut sangat
dianjurkan untuk membaca kalimat – kalimat Tauhid atau ber-sholawat. Ditengah
perjalanan bus berhenti di rest area untuk istirahat guna memberikan kesempatan
untuk sholat Maghrib pada rombongan. Rest area disana sangat berbeda dengan
yang ada di Indonesia. Tidak kita jumpai disana restoran – restoran cepat saji
atau cafe – cafe seperti yang lazim kita temui di rest area jalan tol di
Indonesia.
|
Zaenal, Pak Edi & Saya, saat di rest area tol Madinah - Makkah |
Selesai istirahat perjalanan dilanjutkan, sampai di Makkah sekitar jam 9 malam, setelah
menurunkan semua koper dan memasukkannya ke kamar saya dan rombongan bergegas
menuju ke Masjidil Haram untuk sholat Isya’ sekaligus melakasanakan ibadah
Umroh yang pertama. Jarak dari Hotel Elaf Almultaqa tempat saya menginap ke
Masjidil Haram tidak jauh sekitar 200 – 300 m. Mendekati Masjidil Haram
perasaan saya semakin dag dig dug, begitu terlihat Masjidil Haram jantung saya
semakin dipacu. Masjid yang menjadi wallpaper di notebook saya sekarang ada di
depan mata saya. Sungguh Masjid yang sangat indah. Segera saya dan rombongan
masuk ke dalam Masjid untuk sholat Isya’, dari tempat saya sholat Isya’ saya
belum kelihatan Ka’bah karena memang Masjidil Haram sangat besar dan Ka’bah ada
di tengah – tengahnya. Selesai sholat Isya’ berjamaah saya dan rombongan
berjalan menuju ke tengah Masjid dimana Ka’bah berada, semakin dekat dengan tengah Masjid perasaan
saya semakin dagdigdug penasaran dengan wujud asli Ka’bah. Begitu melihat
Ka’bah semua perasaan dagdigdug tadi hilang, sekarang perasaan saya biasa saja,
saya takut dengan perasaan biasa tersebut, apakah saya terlalu banyak dosa
sehingga hati saya tidak bergetar saat pertama kali melihat Ka’bah.
|
Tampak halaman Masjidil Haram |
|
Kami sedang diberi arahan atau bimbingan oleh Pak Za'far |
Saya dan rombongan
langsung melaksanakan Thawaf mengikuti Ustad pembimbing, belum sampai satu
putaran air mata saya keluar mulai dari sedikit sampai bercucuran. Hati saya
mulai bergetar teringat dosa – dosa saya selama ini dan juga saya teringat sama
almarhum Bapak dan Ibu saya. Jadi waktu ibadah Thawaf tersebut bisa dibilang
saya menangis dari awal sampai akhir Thawaf, apalagi pada waktu berdoa di depan
Ka’bah sebagai penutup ibadah Thawaf saya nangis sampai sesenggukan. Sungguh
nikmat yang saya rindukan. Setelah dari tempat Thawaf saya dan rombongan
melanjutkan ibadah Sa’i, ibadah yang membutuhkan kondisi fisik yang baik. Tapi
banyak orang – orang tua yang fisiknya masih sangat prima, mereka dengan
keyakinan yang tinggi melangkah dengan mantap sebanyak 7 kali dari bukit Shofa ke
bukit Marwah. Setelah melaksanakan ibadah Sa’i sebagai rukun yang terakhir
dalam ibadah Umroh dilakukan Tahallul atau potong rambut, sunnahnya adalah
memotong seluruh rambut atau mencukur abis, tapi ada sebagian ulama yang
mengatakan memotong minimal 3 helai rambut saja sudah sah.
|
Menuju Ka'bah |
|
Suasana saat Thawaf pada malam hari |
|
Suasana saat Sa'i pada malam hari |
Dalam rangkaian
ibadah Umroh saya kali ini, saya dan rombongan juga diajak ke Arofah atau
tepatnya ke Jabal Rohmah. Jabal Rohmah adalah tempat bertemunya Nabi Adam dan
Siti Hawa untuk pertama kalinya. Bukit Jabal Rohmah adalah salah satu tempat
yang selalu dikunjungi oleh rombongan yang melakukan ibadah Umroh. Tapi sayang
tugu yang terletak di sana telah dinodai oleh tangan – tangan yang tidak
bertanggung jawab, banyak coretan – coretan dari bolpen, spidol bahkan cat.
Entah siapa yang melakukannya tapi setahu saya banyak tulisan – tulisan seperti
yang banyak kita jumpai di Indonesia, seperti nama sepasang kekasih. Memang
banyak yang menyakini bahwa Jabal Rohmah adalah tempat yang paling tepat untuk
berdoa meminta jodoh.
|
Menaiki anak tangga menuju ke tugu di Jabal Rahmah, tempat Nabi Adam dan Siti Hawa dipertemukan |
|
Suasana di atas bukit Jabal Rahmah |
Ibadah saya dan
rombongan berlangsung selama 3 hari, dari 3 hari itu alhamdullilah saya bisa
melaksanakan ibadah Umroh sebanyak 3 kali. Yang pertama buat saya sendiri dan
yang lainnya alhamdullilah saya lakukan untuk almarhum Bapak dan Ibu saya.
Akhirnya tiba saatnya
saya harus meninggalkan tanah suci untuk kembali ke rumah, semoga nanti saya
bisa kembali lagi ke tanah suci dengan mengajak keluargaku tercinta, aamiin.
salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar