Assalamuallaikum,
Dua tahun yang lalu setelah sholat
subuh saya diantar sama orang – orang tersayang ke Bandara Juanda. Watu itu si
Ibrahhim masih dalam kandungan dan si Nay baru berumur 4 tahun. Pesawat take
off dari Juanda pukul 8 wibb jadi waktu menunggu di Terminal Internasional
lumayan lama, tapi saat itu saya tidak “ngersulo” kata orang jawa, maklum baru
pertama kali perjalanan ke luar negeri jadi perasaan saat itu sangat semangat.
Pada saat boarding lagi – lagi saya kelihatan “ndeso” karena pesawat yang saya
tumpangi adalah jenis Airbus 340 maskapai Cathay Pasific yang berbadan besar sangat
berbeda dengan pesawat – pesawat domestik yang biasa saya tumpangi. Dengan row
kursi 2 4 2 di dalam pesawat terasa sangat lebar meskipun di kelas ekonomi
jarak antara kursi depan dan belakang tidak terlalu longgar.
|
Bandara Internasional Hongkong |
Pukul 14 waktu setempat saya tiba di
Bandara Internasional Hongkong, hawa sejuk langsung menyambut saat saya keluar
dari pesawat. Di Bandara saya dan rombongan sudah ditunggu oleh guide yang
orang Hongkong tapi masih ada keturunan Indonesia. Dia cukup fasih berbahasa
Indonesia meskipun kadang kurang jelas pengucapannya. Bus travel sudah menunggu
di tempat parkir Bandara dan siap mengantar saya dan rombongan menuju destinasi
yang telah ditentukan sambil menunggu jadwal penerbangan selanjutnya. Hongkong
adalah bukan tujuan utama dalam perjalanan ini, saya dan rombongan hanya
transit selama 10 jam.
|
Victoria Harbour, Hongkong |
Dalam perjalanan menuju ke Avenue of
The Star bus melewati Victoria Harbour yang konon pelabuhan tersebut adalah
pelabuhan terbesar dan terbaik se Asia bahkan Dunia. Tapi sepertinya hal itu
benar adanya, dilihat dari atas bus kelihatan bahwa pelabuhan tersebut sangan
rapi dan bersih. Meskipun sekilas hanya terlihat tumpukan peti kemas tapi warna
– warni dan kerapiannya membuat kita betah untuk melihat lebih lama bahkan
mengambil fotonya. Setelah masuk Kota Hongkong lagi – lagi kita terpesona
dengan kerapian dan kebersihan kotanya. Disana para pejalan kaki sangat banyak
kita jumpai, dimana apabila mereka akan menyebrang jalan selalu ditempat yang
telah disediakan dan dengan tertib menunggu gilirannya. Budaya antri sangat
dihargai disana. Informasi dari guide bahwa di Hongkong mobil – mobil dilarang
menggunakan kaca film, jadi semua mobil terlihat jelas pengemudi dan
penumpangnya. Dan satu lagi tidak ada aturan yang melarang mobil untuk
membunyikan klakson tapi budaya disana mobil tidak etis membunyikan klakson di
jalan raya, jadi sepanjang perjalanan kita di Kota Hongkong tidak pernah kita
dengarkan klakson mobil, sungguh nyaman terasa.
Turun
dari bus karena sudah sampai di Avenue of The Star hawa sejuk masih terasa,
setelah berjalan beberapa meter pantai sudah terlihat dan ternyata pantai Avenue
of The Star adalah background atau spot yang sudah sering saya lihat di
internet atau di kalender. Kegiatan foto langsung jadi prioritas buat saya dan
rombongan, jebret sana jebret sini, hehehehe.
|
Saya & Zaenal, Avenue of The Star Beach |
Perjalanan
kemudian dilanjutkan ke Islamic Centre untuk sholat Ashar dan makan malam,
karena konon katanya selain di Islamic
Center tidak ada restoran yang halal di Hongkong. Islamic Centre atau tepatnya
bernama Masjid Ammar And Osman Ramju Sadick Islamic Centre terletak di tengah
Kota Hongkong di alamat 5/F, 40
Oi Kwan Road, Wan Chai, Yat Sin St, Wan Chai, Hong Kong. Mengingat muslim di
Hongkong adalah minoritas jadi jangan dibayangkan ramenya seperti di masjid –
masjid yang ada di Indonesia.
Setelah sholat dan
kenyang makan perjalanan dilanjutkan ke The Peak Galleria, tempatnya agak jauh
dari Islaic Centre dan naik ke lereng gunung. Kalau Hongkong disamakan dengan
Surabaya mungkin The Peak Galleri bisa disamakan dengan Tretes. Tentunya
hawa-nya tidak bisa dibandingkan dengan Tretes, di sana jauh lebih dingin
meskipun saat itu bukan musim dingin. Sesuai namanya The Peak Galleri adalah
sebuah mall yang kebanyakan menjual oleh – oleh khas Hongkong. Di dalam area
The Peak Galleri ada Madame Tussauds, tentu semua orang sudah tahu tempat apa
itu. Patung lilin yang ada disana memang sangat detail dan sesuai ukuran
aslinya. Tanpa pikir panjang semua orang lansung membeli tiket dan foto dengan
artis dummy idolanya, hehehe.
|
The Peak Galleria |
|
Saya & Pierce Brosnan Dummy, Madame Tussauds |
Setelah
puas di The Peak Galleri, bus tancap gas ke Bandara Internasional Hongkong,
jadual Hongkong – Dubai segera berangkat. Kurang lebih 10 jam di Hongkong tentu
jauh dari kata puas, meskipun begitu saya ucapkan Alhamdullilah karena sempat
kesana, semoga bisa kesana lagi dengan mengajak istri & anak tercintaku,
aamiin.
Wassalamuallaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar