Label

Jumat, 02 Oktober 2015

Umroh Trip, Surabaya – Hongkong



Assalamuallaikum,

Dua tahun yang lalu setelah sholat subuh saya diantar sama orang – orang tersayang ke Bandara Juanda. Watu itu si Ibrahhim masih dalam kandungan dan si Nay baru berumur 4 tahun. Pesawat take off dari Juanda pukul 8 wibb jadi waktu menunggu di Terminal Internasional lumayan lama, tapi saat itu saya tidak “ngersulo” kata orang jawa, maklum baru pertama kali perjalanan ke luar negeri jadi perasaan saat itu sangat semangat. Pada saat boarding lagi – lagi saya kelihatan “ndeso” karena pesawat yang saya tumpangi adalah jenis Airbus 340 maskapai Cathay Pasific yang berbadan besar sangat berbeda dengan pesawat – pesawat domestik yang biasa saya tumpangi. Dengan row kursi 2 4 2 di dalam pesawat terasa sangat lebar meskipun di kelas ekonomi jarak antara kursi depan dan belakang tidak terlalu longgar.

Bandara Internasional Hongkong
Pukul 14 waktu setempat saya tiba di Bandara Internasional Hongkong, hawa sejuk langsung menyambut saat saya keluar dari pesawat. Di Bandara saya dan rombongan sudah ditunggu oleh guide yang orang Hongkong tapi masih ada keturunan Indonesia. Dia cukup fasih berbahasa Indonesia meskipun kadang kurang jelas pengucapannya. Bus travel sudah menunggu di tempat parkir Bandara dan siap mengantar saya dan rombongan menuju destinasi yang telah ditentukan sambil menunggu jadwal penerbangan selanjutnya. Hongkong adalah bukan tujuan utama dalam perjalanan ini, saya dan rombongan hanya transit selama 10 jam.

Victoria Harbour, Hongkong
Dalam perjalanan menuju ke Avenue of The Star bus melewati Victoria Harbour yang konon pelabuhan tersebut adalah pelabuhan terbesar dan terbaik se Asia bahkan Dunia. Tapi sepertinya hal itu benar adanya, dilihat dari atas bus kelihatan bahwa pelabuhan tersebut sangan rapi dan bersih. Meskipun sekilas hanya terlihat tumpukan peti kemas tapi warna – warni dan kerapiannya membuat kita betah untuk melihat lebih lama bahkan mengambil fotonya. Setelah masuk Kota Hongkong lagi – lagi kita terpesona dengan kerapian dan kebersihan kotanya. Disana para pejalan kaki sangat banyak kita jumpai, dimana apabila mereka akan menyebrang jalan selalu ditempat yang telah disediakan dan dengan tertib menunggu gilirannya. Budaya antri sangat dihargai disana. Informasi dari guide bahwa di Hongkong mobil – mobil dilarang menggunakan kaca film, jadi semua mobil terlihat jelas pengemudi dan penumpangnya. Dan satu lagi tidak ada aturan yang melarang mobil untuk membunyikan klakson tapi budaya disana mobil tidak etis membunyikan klakson di jalan raya, jadi sepanjang perjalanan kita di Kota Hongkong tidak pernah kita dengarkan klakson mobil, sungguh nyaman terasa.

Turun dari bus karena sudah sampai di Avenue of The Star hawa sejuk masih terasa, setelah berjalan beberapa meter pantai sudah terlihat dan ternyata pantai Avenue of The Star adalah background atau spot yang sudah sering saya lihat di internet atau di kalender. Kegiatan foto langsung jadi prioritas buat saya dan rombongan, jebret sana jebret sini, hehehehe.

Saya & Zaenal, Avenue of The Star Beach
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Islamic Centre untuk sholat Ashar dan makan malam, karena konon katanya selain di Islamic Center tidak ada restoran yang halal di Hongkong. Islamic Centre atau tepatnya bernama Masjid Ammar And Osman Ramju Sadick Islamic Centre terletak di tengah Kota Hongkong di  alamat 5/F, 40 Oi Kwan Road, Wan Chai, Yat Sin St, Wan Chai, Hong Kong. Mengingat muslim di Hongkong adalah minoritas jadi jangan dibayangkan ramenya seperti di masjid – masjid yang ada di Indonesia.

Setelah sholat dan kenyang makan perjalanan dilanjutkan ke The Peak Galleria, tempatnya agak jauh dari Islaic Centre dan naik ke lereng gunung. Kalau Hongkong disamakan dengan Surabaya mungkin The Peak Galleri bisa disamakan dengan Tretes. Tentunya hawa-nya tidak bisa dibandingkan dengan Tretes, di sana jauh lebih dingin meskipun saat itu bukan musim dingin. Sesuai namanya The Peak Galleri adalah sebuah mall yang kebanyakan menjual oleh – oleh khas Hongkong. Di dalam area The Peak Galleri ada Madame Tussauds, tentu semua orang sudah tahu tempat apa itu. Patung lilin yang ada disana memang sangat detail dan sesuai ukuran aslinya. Tanpa pikir panjang semua orang lansung membeli tiket dan foto dengan artis dummy idolanya, hehehe.


The Peak Galleria

Saya & Pierce Brosnan Dummy, Madame Tussauds
Setelah puas di The Peak Galleri, bus tancap gas ke Bandara Internasional Hongkong, jadual Hongkong – Dubai segera berangkat. Kurang lebih 10 jam di Hongkong tentu jauh dari kata puas, meskipun begitu saya ucapkan Alhamdullilah karena sempat kesana, semoga bisa kesana lagi dengan mengajak istri & anak tercintaku, aamiin.


Wassalamuallaikum   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar